Jakarta – Apa yang Anda pikirkan saat dengar nama bintang laut? Mungkin makhluk warna pink dengan beberapa lengan berwujud bintang yang hidup di bawah batu. Deskripsi ini tidak seutuhnya salah, namun tetap jauh dari cukup buat memvisualisasikan salah satunya makhluk paling menakjubkan yang hidup di lautan. Bintang laut tidak cuma mempunyai bentuk yang unik dan langkah hidup yang memikat, tapi dikenal juga sebagai “keystone species” atau spesies kunci pada sebuah ekosistem.
Bintang laut banyak memiliki nama di beberapa negara. Di Spanyol, mereka dipanggil sebagai “estrella de mar” yang bermakna bintang dari lautan, sedangkan di Jepang, mereka dikenali sebagai “hitode” yang bermakna bintang matahari. Berdasarkan catatan fosil paling tua yang diketemukan di Maroko, bintang laut sudah ada semenjak 480 juta tahun lalu, lebih tua dibanding dinosaurus yang baru ada sekitaran 250 juta tahun lalu.
Secara kategorisasi, bintang laut masuk ke filum Echinodermata, barisan hewan yang dikenali karena badannya yang berduri, seperti teripang dan bulu babi. Walaupun kerap dipandang parasit dan dilihat mata sebelah, barisan Echinodermata sebetulnya mempunyai peranan penting pada ekosistem dan sering berharga ekonomis tinggi.
Ada minimal 2.000 spesies bintang laut di penjuru dunia, menyebar di semua lautan, dimulai dari laut tropis yang hangat sampai lautan kutub yang dingin, bahkan juga sampai kedalaman 6.000 mtr.. Ukuran juga bervariatif, dari bintang laut paling kecil yang dengan diameter cuma 1 cm sampai spesies paling besar, Sunflower Star, yang dapat capai 1 mtr..
Bintang laut mempunyai penampilan yang benar-benar unik, tidak selamanya berlengan lima sama seperti yang kerap dilukiskan. Sejumlah spesies mempunyai 10, 15, bahkan juga lebih dari 50 lengan, seperti Labidiaster annulatus atau bintang laut matahari Antartika. Menariknya, setiap ujung lengan bintang laut ada mata kecil yang berperan untuk tangkap sinar, walaupun tidak sebagus mata manusia, tapi cukup untuk membikin mereka sanggup menyaksikan 360 derajat.
Bintang laut mempunyai kaki-kaki kecil berwujud tabung pada lengannya yang dipakai untuk bergerak. Satu ekor bintang laut dapat mempunyai sampai 15.000 kaki, memungkinkannya mereka bergerak dengan kecepatan rerata 1 mtr. per menit. Walaupun mereka tidak mempunyai otak atau darah, bintang laut mempunyai mekanisme saraf yang menyebar di semua badan dan memompa air laut sebagai alternatif darah untuk ambil gizi.
Kekuatan pergantian badan adalah proses pertahanan yang hebat dari bintang laut. Mereka dapat tumbuhkan lagi anggota badan yang lenyap atau rusak, bahkan juga sanggup kembalikan semua badannya sepanjang masih tetap ada satu lengan yang masih ada. Siklus pergantian ini dapat memerlukan waktu beberapa bulan sampai sekian tahun bergantung pada spesiesnya.
Walaupun sejumlah bintang laut mempunyai penampilan yang menakutkan, sebagian besar spesies bintang laut aman untuk disentuh dan dikonsumsi, terkecuali sejumlah spesies yang mempunyai bisa , seperti Crown of Thorns Starfish yang mempunyai neurotoksin beresiko.
Selainnya jadi hiasan dan makanan, peranan khusus bintang laut sebagai spesies kunci dalam ekosistem. Riset oleh pakar ekologi Robert Paine memperlihatkan jika hilangkan bintang laut dari ekosistem bisa mengakibatkan peralihan mencolok, hilangkan lebih dari 1/2 organisme yang hidup di situ.
Sebagai predator, bintang laut makan beragam hewan seperti ikan, kerang, dan bulu babi, khususnya mollusca yang kerap kali jadi spesies agresif. Dengan begitu, bintang laut menolong mengontrol populasi makhluk-makhluk ini dan menjaga kesetimbangan ekosistem laut.
Pada akhirannya, tiap organisme mempunyai peranan masing-masing dalam ekosistem, tapi sejumlah spesies, seperti bintang laut, mempunyai peranan yang lebih penting dan tidak bisa diganti. Mereka ialah pahlawan ekosistem yang pantas dipandang dan diproteksi.