Jakarta – Sudan Selatan, negara paling muda di dunia yang raih kemerdekaan pada Juli 2011, sekarang memiliki gelar sebagai negara paling miskin di dunia. Berada di timur laut Afrika, dengan luas daerah sekitaran 619.745 kmĀ² dan populasi capai 11,lima juta jiwa, Sudan Selatan hadapi rintangan besar saat menangani kemiskinan yang mencekram kuat kehidupan masyarakatnya.
Seperti dikutip kanal YouTube JelajahBumi Walau berdiri di atas tanah yang kaya sumber daya alam, realita di Sudan Selatan jauh dari kemewahan. Sekitaran 9,empat juta atau 82% dari warganya hidup di bawah garis kemiskinan. Sejarah panjang penjajahan, penguasaan, dan perdagangan budak tinggalkan tapak jejak kesengsaraan yang tetap berasa sampai sekarang ini. Semenjak merdeka pada 9 Juli 2011, Sudan Selatan sudah jadi negara ke-54 di Afrika yang merdeka dan anggota PBB ke-193.
Sudan Selatan ditempati oleh lebih dari 60 etnis, dengan etnis Dinka, Nuer, Bari, dan Azande sebagai barisan paling besar. Bahasa Inggris dan beragam bahasa lokal seperti Swahili, Nilotic, dan Tolong dipakai di kehidupan setiap hari. Penduduknya merengkuh beragam agama, termasuk Islam, Kristen, dan animisme tradisionil Afrika.
Walau berpotensi besar, infrastruktur di Sudan Selatan masih kurang. Banyak wilayah tidak mempunyai akses listrik atau air bersih, dan negara ini tergantung pada import pangan dari negara tetangga seperti Uganda dan Kenya. Ongkos transportasi yang lebih tinggi dan inflasi mengakibatkan harga pangan membumbung, menyebabkan kritis pangan yang kronis.
Perang saudara menjadi satu diantara pemicu khusus stagnasi Sudan Selatan. Semenjak kemerdekaan, negara ini selalu diterpa perselisihan etnis dan kritis kelaparan. Di tahun 2018, sekitaran 400.000 nyawa melayang-layang dan juta-an orang mau tak mau pindah. Walau usaha perdamaian terus digiatkan, kekerasan dan ketakstabilan tetap memberi warna kehidupan di Sudan Selatan.
Ekonomi negara ini semestinya disokong oleh cadangan minyak dan gas yang berlimpah. Sudan Selatan mempunyai cadangan minyak paling besar ke-3 di Afrika, diprediksi capai 3,5 miliar barel. Tetapi, korupsi dan perselisihan berkelanjutan menghalangi pendayagunaan sumber daya ini. Disamping itu, negara ini mempunyai tempat pertanian subur dan populasi peternak yang lebih besar, tetapi belum sanggup tingkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Sudan Selatan ialah foto sebuah negara yang kaya sumber daya alam tetapi terjebak pada transisi kemiskinan, perselisihan, dan korupsi. Walau diberkahi kekuatan besar, masyarakatnya tetap berusaha untuk memperoleh kehidupan yang pantas. Pembangunan yang terhalang oleh perselisihan sosial dan pemerintah yang korup jadikan Sudan Selatan negara paling miskin dari muka bumi.