Jakarta – Suku Ainu, warga asli Jepang, sudah menempati daerah utara khususnya di Pulau Hokkaido sepanjang beratus-ratus tahun. Sayang, budaya dan adat mereka terpinggirkan dan nyaris musnah. Di video ini, kami ajak Anda untuk mengenali lebih dekat budaya unik Suku Ainu. Kami akan pelajari sejarah mereka, adat yang tetap dilestarikan, dan beragam rintangan yang mereka temui saat menjaga jati diri di tengah-tengah warga kekinian Jepang.
Sejarah dan Asal-Usul Suku Ainu
Suku Ainu diprediksi lakukan migrasi dari Asia Utara lewat Siberia sekitaran 15.000 tahun lalu. Tapak jejak awalnya kehadiran mereka diketemukan di website arkeologi Hokkaido. Suku ini dikenali sebagai pemburu dan pengumpul andal, hidup sesuai dengan alam dan manfaatkan sumber daya rimba dan laut dengan penuh rasa hormat.
Dampak Migrasi dan Asimilasi
Semenjak tahun 400 SM, beberapa orang Yayoi dari Semenanjung Korea lakukan migrasi ke Jepang, bawa tehnologi baru seperti perlengkapan logam dan perunggu. Kehadiran mereka bawa revolusi budaya, tingkatkan hasil panen dan menggerakkan perubahan sosial dan ekonomi. Ini menyebabkan beberapa orang Jomon, nenek moyang Suku Ainu, tertekan ke daerah Hokkaido.
Sesudah Restorasi Meiji, pemerintahan Jepang mulai lakukan peraturan asimilasi, memaksakan Suku Ainu untuk tinggalkan adat mereka dan adopsi budaya Jepang. Peraturan ini termasuk larangan memburu, pemakaian bahasa Ainu, dan pergantian nama dalam bahasa Jepang. Mengakibatkan, jumlah Suku Ainu menyusut mencolok.
Konservasi dan Pernyataan
Di tahun 2009, UNESCO memutuskan bahasa Ainu sebagai bahasa yang diproteksi karena hampir musnah. Pemerintahan Jepang pada akhirnya putuskan membuat perlindungan Suku Ainu dengan melestarikan budaya dan bahasa mereka. Suku Ainu sekarang dianggap sebagai warga asli Jepang, dan usaha konservasi budaya terus dilaksanakan, termasuk dengan pendirian Museum Nasional Ainu UPOPOY di Shiraoi, Hokkaido.
Budaya dan Adat Suku Ainu
Suku Ainu mempunyai ciri-ciri fisik yang unik, seperti tulang pipi tinggi, hidung pendek, rambut lebat dan berombak, dan kulit lebih pucat. Mereka berpedoman keyakinan animisme, menghargai alam dan arwah nenek moyang. Ritus dan upacara tradisi mereka menggambarkan penghormatan ini, termasuk upacara Iomante untuk menghargai beruang sebagai hewan suci.
Bahasa Ainu ialah bahasa terisolasi yang unik dan hampir musnah. Usaha konservasi bahasa sedang dilaksanakan mengajari bahasa ke angkatan muda dan revitalisasi budaya Ainu.
Kehidupan Sehari-Hari dan Mata Pencarian
Suku Ainu memburu hewan liar, memancing ikan salmon, dan kumpulkan tanaman liar untuk makanan dan beberapa obat. Mereka ada di beberapa rumah tradisionil beratap jerami yang disebutkan chise, dan kenakan pakaian tradisionil yang penuh warna.
Saat Depan Suku Ainu
Walaupun masa datang Suku Ainu masih penuh rintangan, cerita mereka jadi pengingat penting akan keberagaman budaya dan keutamaan konservasi peninggalan nenek moyang. Dengan usaha konservasi yang tetap dilaksanakan, budaya unik Suku Ainu bisa dikenali dan dipandang oleh angkatan kedepan.