KanalMerdeka.com – Kashgar, sebuah kota kuno yang berada di ujung barat China, mempunyai sejarah lebih dari 2000 tahun. Berada di cengkungan Tarim, dekat tepian dengan Tajikistan dan Kirgistan, kota ini dikenali sebagai salah satunya kota Islam paling tua di daerah barat China dan adalah rumah untuk komune etnis Uighur. Budaya dan adat Uighur memberi keunikan tertentu untuk kota ini, termasuk bahasa Uighur yang dipakai setiap hari, selainnya bahasa Mandarin yang digunakan dalam pemerintah dan pendidikan.
Dikutip Saluran YouTube Kabarpedia, Dikenali sebagai “Kota Sejuta Domba,” Kashgar populer dengan penduduknya yang suka konsumsi daging domba, sebuah adat yang terpengaruhi oleh budaya Islam. Kota dengan luas 3,6 km² ini populer dengan seni dan kerajinan tradisionil, seperti karpet Uighur, ukir-pahatan kayu, keramik, dan tenun. Festival Nawruz, yang mengidentifikasi Tahun Baru Persia, dan beragam perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, dirayakan semarak di sini.
Berada di ketinggian sekitaran 1289 mtr. di permukaan laut, Kashgar ada di persilangan lajur sutra kuno, yang menyambungkan China dengan Timur tengah dan Eropa. Kota ini dikitari oleh pegunungan Tian Shan di utara dan Gurun Taklamakan di selatan, tawarkan panorama alam yang kontras dan mempesona. Suhunya ialah cuaca gurun dengan musim panas yang panas dan kering dan musim dingin yang dingin.
Semenjak era kedua SM, Kashgar sudah jadi oasis utama di sepanjang Lajur Sutra, yang bukan hanya sebagai pusat perdagangan tapi sebagai lajur penebaran ilmu dan pengetahuan, tehnologi, budaya, filsafat, dan agama. Seiring berjalannya waktu, Kashgar alami beragam dampak budaya, dimulai dari dampak Buddha pada era keempat sampai kesepuluh Masehi sampai dampak Islam yang kuat semenjak era kesepuluh di bawah Dinasti Karahanid.
Salah satunya icon kota ini ialah Mushola Id Kah, mushola paling besar di China yang dibuat pada era ke-15. Mushola ini menggambarkan style arsitektur Islam yang unik dengan kubah besar, menara tinggi, dan ruangan sholat yang luas, sanggup memuat sampai 20.000 jamaah.
Baju tradisionil Uighur, seperti topi bordir dopa dan jubah panjang untuk pria dan gaun panjang berkerudung untuk wanita, menggambarkan jati diri budaya dan keagamaan penduduknya. Kulineran Uighur, seperti kebab, pilaf, dan lagman, jadi sisi integral dari budaya kota ini.
Sepanjang sejarahnya, Kashgar sudah alami beragam masa pemerintah, termasuk Dinasti Han, Dinasti Tang, Dinasti Karahanid, Kekaisaran Mongol, Dinasti Timur, dan pada akhirnya Dinasti Qing. Walaupun sudah alami beragam peralihan, termasuk di bawah pemerintah Republik Masyarakat China semenjak 1949, Kashgar masih tetap menjaga jati diri budaya dan keagamaan Uighur yang kuat. Tetapi, peralihan-perubahan ini bawa rintangan, termasuk kemelut etnis dan politik yang tetap bersambung sampai ini hari.
Kashgar, dengan peninggalan budaya yang kaya, arsitektur tradisionil yang cantik, dan keelokan alam yang mengagumkan, terus jadi saksi bisu dari sejarah panjang dan kompleksnya, tawarkan kombinasi unik di antara peninggalan budaya, arsitektur tradisionil, dan keelokan alam yang mempesona.