Jakarta – Orang Romani, yang kerap dikatakan sebagai Gipsi, ialah barisan etnis yang dikenali karena kehidupan nomaden mereka di beberapa negara, khususnya di Eropa.
Dengan populasi yang krusial di Eropa Timur, seperti Rumania, Bulgaria, dan Hongaria, dan di beberapa negara lain seperti Rusia, Jerman, Prancis, dan Spanyol, beberapa orang Romani sudah hadapi diskriminasi dan pengucilan sepanjang beratus-ratus tahun.
Mereka kerap bekerja dalam karier seperti pedagang peternak, musikus, peramal nasib, dan perajin logam.
Asal mula orang Romani bisa dijelajahi lagi ke India, terutama dari daerah Rajasthan, Punjab, dan Haryana, saat sebelum mereka mulai lakukan migrasi sekitaran era kesebelas.
Migrasi ini dipacu oleh peralihan politik dan agresi yang mengguncangkan tanah air mereka. Mereka bergerak melewati Persia, Timur tengah, dan Afrika Utara, saat sebelum datang di Eropa pada Era Tengah.
Di Eropa, orang Romani kerap kali dipandang seperti barisan yang eksotik dan misteri. Tetapi, seiring waktu berjalan, mereka mulai hadapi diskriminasi dan pengucilan, termasuk pengusiran dari dusun dan kota, dan larangan akses ke service dasar.
Ini memaksakan mereka untuk ada di luar pemukiman khusus dan jalani kehidupan yang terisolasi.
Sepanjang Perang Dunia II, orang Romani alami genosida di bawah pemerintahan Nazi, yang dikenali sebagai Porajmos, di mana sekitaran 1,lima juta orang Romani meninggal.
Diskriminasi pada orang Romani bersambung sampai ini hari, dengan beberapa negara di Eropa yang tetap hadapi rintangan dalam integratif dan inklusi komune Romani.