Jakarta, kanalmerdeka.com — Dulu, Hoka Carbon X yang misterius sukses bikin pelari meraih kecepatan ekstra di jarak menengah hingga jauh, tapi… bukan tanpa drama. Sepatu ini agak picky soal pemakainya. Ternyata, penyerang midfoot adalah tipe yang benar-benar bisa “klik” dengan konstruksi agresif Carbon X, terutama dengan Meta-Rocker tahap awalnya yang cukup tajam. Nah, buat pelari tumit alias heel strikers, Carbon X ini semacam “it’s complicated”—banyak yang merasa gaya lari mereka nggak nyambung dengan sepatu ini.
Tapi tenang, Hoka hadir dengan solution 2.0: Carbon X 2. Kali ini, pelari tumit nggak perlu lagi merasa diabaikan! Carbon X 2 punya tumit lebih menonjol yang mirip dengan seri TenNine (walau tidak sebesar itu) dan mampu menyerap guncangan dengan baik, menjaga stabilitas bagi para heel strikers. Seorang penguji yang juga pelari tumit berkata, “Kalau maraton, saya pakai Saucony Endorphin Pro, tapi kalau lebih dari itu, pasti pilih Carbon X 2.” Dan saya—sesama pelari tumit—totally agree.
Sepatu Balap yang Lebih Tangguh untuk Long Run
Dilansir runnersworld.com Apa yang bikin Carbon X 2 beda dari sepatu balap Hoka lainnya seperti Rocket X? Well, Carbon X 2 lebih tough buat long run dan lebih fleksibel. Dengan harga yang sama, Rocket X dan Carbon X 2 sama-sama punya pelat serat karbon di sol tengah buat transisi cepat dan gesit. Tapi kalau Rocket X dirancang buat jarak pendek dan performa elit, Carbon X 2 justru lebih “versatile.” Selain buat race, sepatu ini juga bisa diandalkan sebagai sepatu latihan. Plus, bagian atasnya yang ramping dan tali sepatu yang diperkuat bikin feel-nya lebih aman, bahkan untuk jarak jauh.
First Impressions: Balapan di Carbon X 2
Seperti biasa, saya nggak tahan buat langsung testing sepatu baru di race! Jadi, waktu ada festival balap di Poconos bulan Maret lalu, saya pilih balapan 10K karena kondisi kaki yang masih cedera (P.S. Jangan pernah berlomba kalau masih cedera, ya. Tapi ya… gimana, kalau udah niat pakai sepatu yang lagi diuji, saya tetep gas!). Sebagai plan B, saya bawa juga Saucony Endorphin Pro, tapi… di hati, pilihan saya tetap Carbon X 2.
Surprisingly, Carbon X 2 ini pas banget buat saya! Sepatu ini rigid tapi nyaman, membantu menjaga stabilitas kaki. Saat saya coba Pros di Boston Marathon tahun lalu, kaki kanan saya mulai terasa nyeri di mil ke-20 karena bagian atas yang terlalu ketat. Dengan Carbon X 2, kaku-nya justru membantu menjaga tulang metatarsal saya tetap stabil. Selain itu, fit-nya lebih secure, langkah lebih smooth, dan tumit yang menonjol bikin feeling lebih stabil.
Walau saya nggak bisa PR karena cedera, saya berhasil finish ketiga, lho! Sepanjang hari, kaki saya terasa nyaman dan stabil. Saya rasa saya perlu bilang terima kasih pada Carbon X 2—dan pada keputusan brilian saya untuk tidak balapan 26,2 mil hari itu.